DO NOT RE-UPLOAD!
TANPA SEIJIN AUTHOR!
COPY-PASTE DIHARAMKAN!!!
COPY-PASTE DIHARAMKAN!!!
sebenernya ini ff lamaaa~
hadiah ulangtahun buat dongsaengku Park Ririn~
dan juga udah pernah di upload di note fb saya~
happy reading all~
--------
Ririn mendengus kesal sambil menatap layar ponselnya. Ingin rasanya ia membanting ponselnya saat itu juga, tapi tidak, ia menunggu telpon dari seseorang yang diyakininya akan pulang lebih awal malam ini. Ia masih menatap layar ponselnya dengan perasaan campur aduk. 3 menit, 5 menit, 10 menit, tetapi ponsel itu tidak juga berdering. Keyakinannya sedikit surut, sekarang ia menimbang-nimbang apakah ia harus menelpon orang tersebut atau tidak. Jujur saja, ia sudah mulai tidak sabar.
Ia menekan angka 7 pada tuts keypad ponselnya, setelah panggilan cepat terhubung ia segera mendekatkan ponsel itu ketelingannya. Tuuuuuuuttt, tuuuuuuut, tidak ada jawaban, ia mencoba sekali lagi, tapi hasilnya sama tidak ada jawaban. Kemudian ia mencobanya sekali lagi, dan ….
“yoboseyo”ujar suara dari seberang.
“ahjummaaaa!”ujar Ririn setengah berteriak karena senang.
“waeyo rin-ah?”
“ahjumma, kau pulang jam berapa?”ujar ririn sambil melirik jam weker kuning yang ada di samping tempat tidurnya.
“molla rin-ah, sepertinya aku harus lembur malam ini”
“ahjumma, tidak bisakah pulang lebih awal malam ini? a-aku, sendiri”ujarnya dengan nada memelas.
“ji eun-ah, odie? Apa dia tidak dirumah bersamamu?”
“dia bilang jaga malam hari ini.”ririn diam seperti memikirkan sesuatu.
“ ah, pasti karena ada dokter Kim kibum. Kau tau, dia menyukai dokter Kim itu belakangan ini! dia pasti ingin mendekatinya! Aigoooo~ sebenarnya ia benar-benar akan bekerja, apa hanya ingin mendekati dokter itu sih? dasar perawat genit!”lanjut ririn dengan gaya bawelnya. Terdengar tawa kecil dari seberang.
“ahjumma, cepatlah pulang!”lanjutnya.
“mianhae rin-ah, sepertinya aku harus benar-benar lembur. Kau tau, direktur memaksaku untuk menyelesaikannya malam ini juga!”
“huft! Mengapa dia selalu menyiksamu seperti ini? bukankah kalian sudah bertunangan? Tidak kasihankah dia melihat tubuhmu yang mungil itu? Mengapa kau mau saja disiksa seperti itu ha? Aku bilang juga apa! Dia bukan lelaki yang baik dijadikan suami! Ya! Kusarankan kau cepat tinggalkan dia sebelum terlambat!”seseorang diseberang sana hanya terekeh pelan mendengar ocehan ririn.
“ya! Diluar dia memang tunanganku, tapi dikantor dia atasanku!”
“bagiku sama saja!”kembali terdengar tawa kecil dari ujung telpon.
“ya! Kenapa tidak menghubungi sungmin-mu saja?”
“aisshhh, aku sedang tidak mau mendengar namanya!”
“wae? Kalian bertengkar?”
“anniyo, dia hanya sedikit membuatku kesal”
“hahaha~ rin-ah, aku harus segera menutup telpon sekarang! dia sudah melirikku dari tadi! Kau tau, dia akan lebih ganas dari seekor singa jika sudah marah! Mianhae! Byee~”
Tuuuuttt~
“ya! Ahjumma!! Aishh~ jinja!”ririn menatap layar ponselnya, dan kemudian menghempaskan diri ke kasurnya yang empuk. Ia memandang langit-langit kamarnya yang didesign seperti langit yang penuh bintang seperti keinginannya.
‘huh, apa mereka lupa hari ini ulang tahunku?’ ‘mengapa tidak ada yang mau merayakannya denganku?’bathin ririn. Perlahan airmatanya mulai turun. Ia meraih teddy bear kuningnya kemudian mendekapnya erat, dan kemudian menangis pelan.
Selama 3 tahun belakangan Ririn memang tinggal dengan para sepupunya disebuah rumah mewah disebuah distrik di kota seoul. Dan setiap hari ulang tahunnya memang selalu dirayakan oleh para sepupunya itu. Mereka selalu berkumpul bersama, dan makan bersama. Jujur, ririn sangat merindukan hal itu. Tapi sekarang tidak begitu, para sepupunya sekarang sudah sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
Seperti Hyuna, yang dipaksa bekerja lembur oleh atasan yang merupakan tunangannya sendiri. Younghyun, yang sibuk syuting dijepang bersama pacarnya Cho Kyuhyun, untuk drama terbaru mereka. Dan Jieun yang baru saja diangkat menjadi perawat disebuah Rumah Sakit terkenal di kota Seoul. Ririn mencoba memahami kesibukan para sepupunya itu, tapi ia memang benar-benar merindukan saat-saat kebersamaan mereka yang memang hilang beberapa bulan belakangan ini. Airmata kembali jatuh membasahi pipi mulusnya.
^^^^
Disebuah café di kawasan Myeongdong.
“ya! Apa aku semenakutkan itu?”tanya seorang namja kepada seorang yeoja yang kini duduk dihadapannya. Sang yeoja melirik kearah namja yang merupakan tunangannya itu, dan kemudian memberikan senyum manis padanya.
“ kadang terlihat sedikit menakutkan”ujarnya setengah berbisik. Sang pemuda menggembungkan pipinya, menunjukan ekspresi tidak senang, tapi hal itu malah membuatnya terlihat sangat …. Kyeopta *author mimisan,,#plak,,balik kecerita*. Sang yeoja hanya tersenyum kecil melihat tingkah namja itu.
Drrrrttt,drrrrrrt,
Ponsel yeoja itu begetar. Yeoja itu segera meraih ponselnya dan melihat kelayar ponsel sebentar.
“nugu?”tanya namja itu.
“younghyun”jawab yeoja itu singkat dan segera mengakat panggilan tersebut. Dan kemudian sang yeoja sibuk berbicara dengan seseorang melalui ponsel. Sedangkan sang namja hanya mendengus kesal dan mulai berkonsentrasi dengan ‘makanan’nya.
“yoboseyo?........waeyo hyun-ah?......ne,ne, aku sudah membelinya. Ye, ne sesuai pesanan, tenang saja……..apalagi?......mworago????masih di incheon?...mwo? jemput? ya! neo micheosso?? Kau kira incheon dan seoul bisa ditempuh dalam waktu 5 menit?......aigoooo~ dasar kau ini~......ye,ye, arraso~ gidariyeo~ ……ye,ye, aku akan cepat!”yeoja itu menutup telponnya.
“mau ku antar?”tawar sang namja.
“tidak usah, aku sendiri saja! Kau pasti sudah capek menemaniku berkeliling!”
“anni!! Aku akan antar!!”paksa namja itu. Sang yeoja hanya pasrah, karena ia tau tunangannya itu paling benci jika dibantah. Sang namja segera membayar makanan mereka dan segera menuju ke mobil dengan membawa beberapa belanjaan ditangannya, diikuti oleh yeoja itu.
^^^^
Incheon Airport, 10.10 KST.
Seorang yeoja melirik jam tangannya, ia mendengus sedikit sambil sesekali menarik topinya jika seseorang melewatinya dan memandangnya aneh dan curiga. Ia merogoh tasnya dan kemudian mengambil ponselnya. Ia menekan tuts keypad ponselnya, sehingga terbentuk sederetan angka layar ponsel setelah itu ia menekan keypad bewarna hijau kmudian mengarahkan ponsel itu ketelinganya.
“ya! odie?”ujarnya sambil berbisik setelah panggilan tersambung.
“ppali!”ujarnya sambil mengakhiri panggilan dan memasukkan onsel ke dalam tasnya lagi. Ia kembali menarik topinya kebawah sehingga wajahnya hanya terlihat sedikit saja.
Ia menaikan resleting jaketnya hingga menutupi leher dan dagunya sehingga wajahnya semakin tidak terekspos. Memang sulit baginya berada di bandara sebesar Incheon ini sendirian. Jika ketahuan, ia akan menjadi santapan hangat para pencari berita.
tap, tap, tap
Suara langkah kaki itu mendekat kearahnya. Ia melirik kearah orang itu dan mendengus kesal. Kemudian ia berdiri dan mendekat kearah orang itu
“ya! Mengapa lama sekali?”ujarnya pelan.
“kau pikir incheon dan seoul itu dekat? Itu pun sudah ngebut!”ujar orang itu tak kalah pelan.
“kau? mengebut? Oh yeah? Sejak kapan sepupuku ini bisa ngebut?”kekeh yeoja itu pelan.
“bukan aku, tapi dia!”ujarnya sambil menunjuk seorang namja yang baru datang.
“whooaa, kau mencari bala bantuan rupanya.”
“aish, ppali, kita harus sampai seoul sebelum tengah malam kan?”
“ne,ne, arraso~”ujar yeoja itu mengusap kepala sepupunya seperti memperlakukan anak kecil. Kemudian ia membungkuk sedikit kearah namja yang datang bersama sepupunya itu.
^^^^
Di sebuah Rumah Sakit di kota Seoul. Jieun yang memegang sebuah sebuah kotak yang dibungkus rapi dengan warna kuning dan berpita dengan warna senada. Ia berjalan kearah ruang kerja dokter Kim. Semua mata melirik kearahnya, beberapa perawat berbisik-bisik dibelakang Jieun sehingga membuat Jieun sedikit risih, tapi ia mencoba untuk tetap cuek. Ia merasa sedikit gugup begitu sampai didepan ruangan dokter Kim. Ia menghela nafas sebentar dan masuk ke ruangan dokter Kim.
“ch-chogiyo.. d-dokter”ujarnya gugup. Dokter Kim yang sedang memeriksa beberapa berkas tersebut segera menoleh kearah Jieun yan masih memegang berdiri di pintu.
“oh, kau, masuklah~”ujar dokter Kim seraya tersenyum kearah Jieun *author: jika ini nyata saya yakin dengan amat sangat Jieun pingsan saat itu juga #plak, balik ke cerita*
“duduklah”lanjut dokter itu.
“ne, ga-gamsahamnida dokter”ujarnya masih gugup.
“waeyo perawat Jung, ada yang bisa ku bantu?”sang dokter kembali memberikan killer smilenya. *author : si jieun memeleh, okeh, balik ke cerita*
“hmmmmm, sayaa …. hmmm”ujar Jieun takut-takut. Ia memegang kado itu erat-erat.
“tell me”ujar dokter muda itu ramah.
“sayaa…hmmmm,,,,dokter,,,sayaa…saya,,hmmmm, ah begini, dokter Kim, bo-bolehkah meminta izin pulang cepat hari ini?”akhirnya Jieun berhasil menyampaikan maksudnya kepada dokter Kim.
“wae perawat Jung? Apa ada masalah?”
“ah, anniya~ hanya saja hari ini merupakan hari special”
“special?”dokter itu mengerutkan keningnya.
“ne dokter”
“bolehkah aku tau?”
“ah, sebenarnya ini rahasia”bisik Jieun sambil menundukan wajahnya.
“gurae, arraso~ kau izinkan pulang cepat untuk hari ini”ujar dokter Kim
“jeongmal? Huaaa~ gumawo~”Jieun histeris, tapi detik kemudian ia sadar.
“ah, jeosonghamnida~ gumapsimnida dokter Kim”lanjutnya sambil membungkukan badan, dan beranjak kearah pintu. Sementara dokter Kim hanya tersenyum geli melihat tingkah Jieun.
“chankamanyo!”tahan dokter Kim sebelum Jieun membuka pintu ruangannya
“ne?”jieun kembali berbalik kearah dokter Kim.
“kado itu ……”
“oh, ini~ ini untuk … hmmm, seseorang”ujar jieun sambil tersenyum, ia sedikit membungkukan badan dan keluar dari ruangan dokter Kim.
“aku kira untukku”ujar dokter muda itu sambil tertawa pelan setelah Jieun meninggalkan ruangannya.
^^^^
11.05 KST
Jieun merapikan berkas-berkas yang berserakan dimeja resepsionist, kemudian berjalan ke ruang khusus perawat untuk mengambil tasnya. Ia melihat beberapa rekannya berbisik-bisik saat ia memasuki ruangan tersebut. Ia sedikit risih, namun berusaha untuk tetap tenang.
“jieun-sshi,”panggil salah satu diantara mereka.
“ne?”
“errrrrr,, apa benar kau ditolak dokter Kim?”ujarnya takut-takut.
“MWORAGO?! Aku ditolak dokter Kim?”Jieun membelalakan matanya kearah mereka. Heran.
“n-ne, ia tidak menerima kado darimu bukan?”
“kado????”Jieun berfikir sejenak. Kemudian tertawa.
“maksud kalian kado ini?”Jieun mengangkat sebuah kado yang baru saja ia ambil dari lockernya.
“ini, bukan untuk dokter Kim. Kalian pasti salah paham. Hahhahaha~”lanjutnya.
“ini untuk …….”
Drrrrrrttt,drrrrrrtt. Getar ponsel memutus kalimatnya.
“chankaman!”ujarnya lagi sambil menjawab panggilan tersebut.
“yoboseyo….. ah, ne!.....arrasso….aku akan segera keluar….ne nee, dasar ahjumma cerewet!”ujarnya di ujung panggilan tersebut.
“aku duluan ya~”ujarnya kepada 2 orang itu, kemudian dengan cepat berjalan menuju parkiran.
^^^^
Siwon memberhentikan mobilnya tepat disebuah rumah mewah di kawasan gangnam. Siwon melirik hyuna yang duduk disampingnya sambil tersenyum. Hyuna membalas dengan senyum yang tak kalah manisnya.
“gumawo”ujar hyuna pelan.
“ne”ujar siwon sambil bendekatkan wajahnya kearah hyuna.
“YA! Kalian tidak lupa ada kami disini kan!”ujar salah seorang yeoja lagi yang ada di jok belakang. Siwon kembali ke posisinya dengan sedikit mendengus kesal. Hyuna hanya tersenyum kecil melihat tingkah namja itu.
“kkaja”ujar hyuna kemudian sambil memembuka pintu. Diikuti oleh 2 orang yeoja yang ada di jok belakang mobil siwon.
“sampai besok chagi”ujar hyuna sebelum benar-benar keluar dari mobil siwon.
^^^^
Ddok~
Sebuah benda keras mengenai jendela kamar Ririn. Ririn terbangun dari tidurnya, dam melirik kea rah jendela.
Ddok~
Benda keras itu mengenai kaca jendelanya sekali lagi. Siapa yang melempar kaca jendelanya malam-malam begini? Ririn takut. Sekarang dipikirannya muncul hal-hal aneh.
Ddok~
Sekali lagi benda keras itu menghantam jendelanya. Ia melirik kearah jam weker kuningnya. 11.42 KST. Ini sudah hamper tengah malam.
Ddok~
Lagi-lagi jendelanya berbunyi. Ririn semakin takut. Tapi jujur ia juga penasaran. Dengan takut-takut ia berjalan kearah jendela.
Ddok~
Sekali lagi jendelanya dihempas benda keras. Nyalinya surut. Tetapi rasa penasaran semakin mengahntuinya. Dengan takut-takut akhirnya ia mebuka gorden kuning jendelanya dan ……
^^^^
Ia menangis begitu melihat Hyuna, Younghyun, dan Jieun kini berada di bawah kamarnya. Didepan mereka berjejer lilin-lilin yang membentuk tulisan saengil chukka jika dilihat langsung dari kamarnya. Tanpa pikir panjang Ririn sengera berlari untuk menemui mereka.
Ia mendapati ketiga sepupunya tertawa keras begitu ia sampai dibawah. Ia sedikit kesal tetapi juga sangat senang.
“sejak kapan kalian merencanakan ini??!”teriak Ririn kepada ketiga sepupunya itu.
“ya! Ayo tiup lilinnya dulu sebelum umurmu lewat sehari! Hahhahaha~ ”seru Younghyun sambil menyodorkan kue tart dengan 19 *umur korea* lilin diatasnya. Ririn tersenyum.
“ya! Ayo buat permohonan dulu!”ujar Hyuna begitu Ririn akan meniup lilinnya. Ririn kembali tersenyum, memejamkan mata sebentar dan kemudian meniup lilinnya.
“saengil chukkae!”ujar mereka berbarengan setelah semua lilin berhasil ‘dipadamkan’ Ririn.
“sekarang jawab aku! Sejak kapan kalian merencanakan ini? Ahjumma, kau tidak benar-benar lembur kan? Dan kau umma! Sejak kapan kau pulang ke korea? Kau juga! Kau bilang akan jaga malam Jieun-ah!”tuntut Ririn. Tetapi yang ditanya malah kembali tertawa.
“aissssshhh,, kalian membuatku kesal!”teriak Ririn sambil mencolek cream tartnya, mengancam jika mereka tidak member tahu maka akan kena cream itu.
Mereka kembali tertawa dan mencoba menghindar dari Ririn. Ririn mengejar mereka satu persatu sepupu-sepupunya itu. Malam ini, mereka menghabiskan waktu bersama seperti yang diinginkan Ririn. Ya, ia sangat bahagia malam ini.
-the end-
Flowers emotions cantik nature anime wonderful car body design lamborghini